Advertisemen
Seorang guru adalah seorang pendidik. Pendidik ialah “orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing”. Pendidik tidak sama dengan Pengajar, sebab pengajar itu hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada murid. Prestasi yang tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila ia berhasil membuat pelajar memahami dan menguasai materi pengajaran yang diajarkan kepadanya. Tetapi seorang pendidik bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi pengajaran kepada murid saja tetapi juga membentuk kepribadian seorang anak didik bernilai tinggi.
"Ajarkanlah apa yang kamu bisa, bukan apa yang kamu tau".
"Didiklah apa yang kamu lakukan, bukan yang kamu suruh".
Seorang guru dapat merumuskan suatu tujuan kegiatan dengan baik, jika ia memahami benar filsafat yang mendasarinya. Rumusan selanjutnya akan menentukan aspek kurikulum, metode, dan lainnya. Dari dapat diketahui dengan jelas bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui pendidikan ada dua, pertama: tercapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah SWT; kedua, kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan jelas bahwa antara IPTEK dan IMTAQ menjadi tolok ukur tercapainya sebuah pendidikan yang sempurna. Namun tah hasil dari sebuah pendidikan tidak dapat dilihat dan dirasakan secara langsung.
Gagasan sebuah metode dan strategi mengajar sudah menjadi rahasia umum, karena ini suatu tuntutan untuk mencapai kesempurnaan pendidikan. Berbagai macam dan variasi metode diterapkan oleh guru untuk dapat menggairahkan murid dalam menerima sebuah pelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:
- Strategipengorganisasian pembelajaran
- Strategi penyampaian pembelajaran
- Strategi pengelolaan pembelajaran.
Di negara kita Indonesia Metode dan strategi mengajar guru masih layak untuk kita acungkan jempol, meskipun kebanyakan masih secara kasikal, sejauh ini tdak bertentangan dengan norma asusila.
Ironis sekali ketika kita melihat sebuah konsep pendidikan di luar negeri (negara maju berperadaban tinggi) namun berbanding terbalik 360 derajat. Banyak sekali temuan-temuan yang menyimpang yang kita dapatkan dari berbagai sumber.
Program Naked Language ini disebut sebagai metode pembelajaran bahasa Inggris yang lebih baik daripada metode pengajaran tradisional (klasikal).
Pada rekaman video kursus bahasa “tanpa busana” itu, tertera tulisan “Program ini memiliki perbedaan dengan yang diajarkan oleh guru yang benar-benar mengena. Selain itu, tentu saja program ini menjanjikan konten teoritis yang akan ditampilkan dengan cara sederhana dan menyenangkan melalui video seksi beserta konten lainnya.”
Program pembelajaran bahasa Inggris ini juga menjanjikan sertifikat kursus yang diakui secara internasional. Metode pembelajaran “tak berbusana” ini memang sedang populer di kalangan presenter sepak bola Venezuela. Hal itu kali pertama dimunculkan pihak penanyangan program sport, ketika tim sepak bola dari daerah mereka tersingkir dari Copa America. (disalin dari wartapriangan.com)
Guru biologi asal Belanda.Ia juga memanfaatkan tubuhnya sendiri sebagai alat peraga agar para murid jauh lebih mengerti dengan materi anatomi tubuh yang dia ajarkan itu.
Caranya cukup nyentrik, guru Debby membawa pakaian-pakaian yang dipesannya khusus dengan gambar organ tubuh, otot bahkan tulang pada manusia. Ia pun tak canggung untuk memakai pakaian itu di tubuhnya dengan harapan anak didiknya akan lebih mengerti soal apa yang ia ajarkan, (dikutip dari kapanlagi.com)
Anda pasti faham tentang bukan soal mengerti atau tidak, Akan tetapi ketika sebuah konsep pendidikan dicampur adukan dengan norma asusila maka yang terjadi adalah kehancuran moral.
Add Comments